Senin, 29 Juni 2009

Cerita pada sahabat

Membayangkan bercerita pada seorang sahabat bagi ku adalah seperti menceritakan kisahku pada goresan-goresan dalam pasir putih tepi pantai. Ku gores tiap kata menjadi kalimat, menumpahkan semuanya pada mu sahabat, dari fajar menyingsing hingga terbenam matahari.... semua ku goreskan pada hamparan butir pasar tepi pantai...

Saat malam menjelang, semua goresan itu hilang tersapu ombak. Tapi saya puas, karena saya yakin pada mu sahabat bahwa semua cerita saya akan menjadi rahasia bagi mu. bersamaan dengan goresan terakhir di hamparan pasir tersebut, cawan ini pun telah kosong...saya harus kembali sahabat, pada dunia maya yang orang bilang "realitas" .

Saat nanti cawan ini penuh, saya akan kembali dan banyak lagi yang akan saya ceritakan pada mu sahabat........

Sebuah puisi untuk Papa...

Membuka kembali tulisan lama, sebuah tanggal terpatri jelas disana 2 Februari 2004. Dalam sebuah waktu di masa itu, papa mengantar saya kembali ke Semarang di Stasiun Senen. Masih jelas terpatri dalam memori saya, bagaimana situasi saat itu, bagaimana emosi yang terluap di dalam dada. Mengucap syukur saya pada Sang pencipta, karena memiliki Papa seperti dirinya dalam segala kurang dan lebihnya....hanya singkat puisi tercipta atas masa itu., namun kekuatan kata-kata yang telah tercipta masih terasa kuat hingga saat ini.


Puisi ku untuk Papa....

Dalam bola mata nan syahdu

Ku tangkap wibawa mu dan sebuah kesederhanaan akan hidup…

Terima kasih Papa...

Inilah Pertemanan ku dengan "Manusia Sempurna Penuh Kharisma"

Saya mengenal sesorang yang unik....temen cerita yang menyenangkan....kegilaan terjadi ketika ia mulai bercerita, karena timbulah sedikit keanehan dalam cara kami berkomunikasi. Sudah lama tak bertemu muka denganya, tapi tanpa perlu bertemu pun, dan hanya melalui kata, dirinya bisa tau "what happend with me". Saat berusaha untuk mengingat siapa dan bagaimana sebuah diri, dia hanya mengirim satu kalimat "keke, kamu itu mempesona". Keanehan dalam komunikasi yang terjadi karena entah mengapa setelah lama berkomunikasi dengannya, saya bisa bingung dengan siapa saya berkomunikasi. "Dia bukan dia tapi dia adalah dia"Gila kan?!? tapi tetep saja saya jabanin....entah kenapa saya bisa ikut dalam permainan otaknya. Tapi sekali lagi ini sesuatu yang aneh, membingungkan, karena kami bukan sahabat juga bukan teman. Tidak ada hubungan, menurutnya demikian kami cuma saling mengenal. "kind a strange relationship isnt it?". Karena cuma kita, kami, aku, saya dan kamu yang tau bahwa tidak ada apa-apa.....tapi kami masih bisa saling bercerita terbuka....tidak ada ikatan.....sehingga tidak perlu ada salah paham...tidak pernah ada kesalahpahaman....yang ada hanya komunikasi...dan sampai sekarang pun masih seperti demikian. Saya ingin sekali menemuinya di Solo sana....mudah-mudahan bisa terwujud bulan Juli nanti...saat waktu membawa saya pada sebuah perjalanan menuju pertemuan.

Sabtu, 27 Juni 2009

Angin Sampaikan Asaku



Ada sebuah "harap" yang ingin sekali bisa disampaikan padanya
Tapi antara aku dan dirinya ada etika yang harus dihormati
Maka "harap" itu, hanya menjadi asa bagi ku....
Berbisik aku pada angin
Berharap angin membawa asa ku melambung hingga bukit sari nya....
Sampaikan padanya dalam tiap hembusan mu, bisikan pada alam akan asa ku
Karena pertemuan adalah sebuah adalah kehendak semesta alam Betara Jagat


My hope is my greatest happiness, and i have prayed it at July 16th 2008, sepenggal puisi yang tersampaikan pada angin bulan July 2008

Ketika seorang teman menanyakan dimana kebahagiaan


( Ini adalah sebuah tulisan lama, dan kali ini menjadi refleksi buat saya)

Seseorang bertanya, meminta tolong tepatnya atau lebih tepatnya lagi bertanya sambil meminta tolong. Bagaimana menemukan bahagia? Apakah murah atau sebegitu mahalkah itu? Awalnya saya hanya sekedar sekilas lalu membaca petikan pertanyaan orang itu. Saya diamkan, karena apa peduliku ? lalu saya menyadari sesuatu, dan petikan pertanyaan sesorang itu membawa diri saya pada dimensi renungan pribadi.

Pernahkah saya juga mengalami rasa yang sama dengannya? Mencari kebahagiaan?bertanya bagaimana menemukan kebahagiaan? Pernahkah saya sebegitu putus asanya dalam mencari kebahagiaan? Yang jelas saya ingat, saya pernah merasakan kehampaan. Tapi pada saat itu bukan karena saya tidak bahagia. Hanya saja saya merasa hampa.

Saat saya merasa hampa, saya seperti kehilangan, tapi bukan kehilangan kebahagiaan. Saya merasa hampa karena pencarian sebuah pengisian jiwa. Yang mana hal itu berpengaruh pada apa yang saya rasa tentang kebahagiaan. Karena ketika jiwa saya hampa, saya cenderung memilih untuk mengurungkan diri dalam "cangkang". Menutup diri dari kepedulian, menjadikan diri asing bagi mereka, menjadikan kebahagiaan sesuatu yang hambar tak berasa. Aku menjadi dingin.... I become so numb.

Saya bersyukur, bahwa tidak pernah merasa tidak bahagia. Tetapi saya yakin kebahagiaan dapat menjadi hambar ketika rasa hampa itu datang menghampiri. Kembali pada petikan sesorang yang sempat saya acuhkan......petikan ini saya ingat lagi, ketika seorang sahabat mengirimkan email.....dengan subject Bersyukur.

Setelah membacanya, saya menghela nafas. Betapa saya sering tidak bersyukur, terlalu sering saya menjalani hidup dengan mempertanyakan kenapa?kenapa?kenapa? Pertanyaan itu sepertinya saya protes dengan Penciptaku......merasa saya tidak pernah mendapatkan apa yang saya inginkan.....pertanyaan kenapa?kenapa?kenapa? Seperti membuntukan pikiran saya, bahkan langkah saya, karena saya terlalu sibuk dengan kenapa?kenapa?kenapa?

SAYA MERASA TIDAK PERNAH MENDAPATKAN APA YANG SAYA INGINKAN, padahal ternyata keinginan saya seperti jurang tak bertepi...tiada habisnya...keinginan manusia memang benar adanya seperti jurang tidak bertepi, kalau tidak demikian maka tidak mungkin akan ada pernyataan bahwa SAYA MERASA TIDAK PERNAH MENDAPATKAN KEINGINAN SAYA Ketidak bertepian itu membuat saya berpikir selalu merasa tidak pernah mendapatkan apa yang saya inginkan, padahal Yang Maha Kuasa mengetahui tepatnya apa yang saya BUTUHKAN. Tidak mendapatkan apa yang saya inginkan membuat saya merasa hampa, saya yang memutuskan untuk menjadi hampa. Saya harus banyak menyadari bahwa saya telah mendapatkan apa yang saya butuhkan, untuk kemudian membawa saya keluar dari dimensi kehampaan dan merasakan kebahagian sejati.

Kamis, 25 Juni 2009

Perpisahan dengan galau dalam dimensi kehampaan

Malam ini ku baringkan lelahku dan penat
Ku masuki sebuah dimensi kehampaan dalam pembaringan…….
Kutinggalkan segala dunia ku untuk menemuimu dalam dimensi ini....
Dalam ruang yang telah tercipta lama sebelum aku sadar dia telah tercipta.
Setiap kejengahan membuatku memasuki kembali dimensi itu, mencari sebuah kenyamanan...
Seperti saat malam ini.... engkau yang tidak pernah ku kenal selalu menghadirkan rindu.
Membawa kenyamanan walaupun dengan hanya dalam sebuah dimensi yang ku ciptakan tanpa sadar...
Tanpa perlu saling menyentuh, bersapa, hanya melihatmu......
Mengapa pergi begitu cepat?mengapa kau tinggalkan?
Dalam keras sebuah watak tersimpan kasih yang membuatku nyaman.
Tapi mengapa hanya dalam dimensi ini kau ada?
Ingin lama tinggal, tapi tidak bisa......
Aku akan datang lagi, memasuki dimensi ini saat lelah dengan penat
Saat ingin tanggalkan realitas yang membingungkan, yang hanya menyeret dalam rollercoster kehidupan...
Bahagia..sedih...cemas...g
embira...air mata...tawa...yang ternyata hanya membawa lelah.......
Namun semua itu lenyap, saat memasuki dimensi itu....
Seluruh ruang hampa hanya ada sosok kehadiran mu...
Bersama bayang aku menari....
Berjingkat mengikuti irama sebuah nafas dimensi dalam kehampaan.....
Berputar—putar dalam irama yang tercipta tanpa suara.....


(sebuah pertemuan dalam ruang hampa bersama "Sang Demonstran")

Tiba-tiba kangen..

Banyak hal yang saya kangenin belakangan ini. Saya kangen untuk kembali bekerja di Commonwealth Life (tapi gak mungkin bisa kembali, karena tempat saya bekerja sekarang adalah Jawaban Tuhan atas doa saya untuk membuat Indonesia yang Lebih Baik----> mungkin terlalu naif sekarang).

Saya kangen untuk naik Gunung, membiarkan kaki ku berjalan dan mendaki. Membiarkan semua beban kubawa bersama carrierku hingga puncak gunung. Aku merasa semua beban seolah terkikis seiring langkah kaki menapaki medan dan hembusan nafas membawa Karbodioksida yang bersamanya pula terikat semua beban... Saya kangen dengan dinginnya angin gunung yang menusuk-nusuk kulit hingga tembus ke tulang.

Yang terpenting dari semua itu...saya kangen untuk menemukan jawaban atas segala masalah dan tau bagaimana menyikapi masalah tersebut.

Rabu, 24 Juni 2009

Hmmm.....My life has Just begun.....

Kemarin saya baru saja melihat video pernikahan salah satu rekan satu ruangan kerja. Video yang romantis dan khidmat serta perjalanan cinta yang mengagumkan ditambah llatar musik yang sangat pas. Rasanya tidak asing mendengar lagu yang dijadikan latar.


Lirik yang simple namun mengandung makna yang sangat dalam sekali.. Terus teringat hingga saat tulisan ini saya tuangkan. Hmmmm....tahun ini kami (saya dan Ali) mempunyai harapan yang telah kami rencanakan, namun ternyata Ida Betara belum berkenan akan harapan kami. Sampai akhirnya kami belum membicarakan apapun lagi mengenai harapan-harapan kami. Kami hanya menjalankan hubungan kami ini, berusaha yang terbaik untuk menjaganya (Ali di Semarang dan Saya di Tangerang)..Tapi bagi kami hubungan kami adalah seperti judul lagu yang dinyanyikan oleh "Bryan Adams dan Barbara Streisand" "I Finally Found Someone"

Ada penggalan liriknya yang menjadi dialog Ali dan saya jika terasa "waktu" harus kami tunggu

Bryan : Did I Keep You waiting? --------> Ali is often asking me wheater he is keep me waiting
Barbara : I did'nt mind -----------> After a long tought i said I dont mind
Bryan : I Apologize -------------> And this is his answered
Barbara : Baby, Thats Fine ------------> And i will replay that it is fine
Bryan : I will wait forever -----------> and if i get mad and sick and tired of waiting he will say it
Together : Just to know you are mine -------> for us im all yours and you are mine
Bryan : Ya Know-i love your hair --> Ali said this everytime i made something new with my hair
Barbara : Are you sure it looks right? ------ I will said " please make an objective opinion"
Bryan : I Love what you wear.. -----> its so Ali
Barbara : Isn't it too tight ? -----> its just so me
Bryan : You're exceptional! ---> and Ali will convince me that Im Exceptional!!!!
Together : I Can't wait for the rest of my life...

Setidaknya saya merasa seperti judul lagu tersebut dan mengalami seperti apa yang diceritakan dalam lagu tersebut.

Sabtu, 20 Juni 2009

Seandainya....

Saya pernah membaca sebuah artikel di sebuah majalah yang mengatakan bahwa "Wanita Single Cenderung Konsumtif". Setidaknya hal tersebut berlaku buat saya, tapi sebagai pembelaan saya akan mengatakan bahwa saya tidak begitu konsumtif. Saya akan membelanjakan jika saya mempunyai uang :p. Dengan kata lain uang yang saya dapatkan sangat amat mudah sekali pergi begitu saja (tentunya setelah penghasilan tersebut saya potong untuk perpuluhan, ongkos, makan dan pulsa telepon).

Namun sebenarnya bukan hal tersebut yang ingin saya tuangkan di sini. Saya kemudian melakukan pengandaian-pengandaian terhadap beberapa hal yang seharusnya juga berlaku pada asas sirkulasi "Datang dan Perginya" penghasilan saya tersebut. Mengapa asas ini tidak berlaku untuk hal yang karenanya, saya dapat menghabiskan 60% dari penghasilan saya setiap bulannya?


Apakah hal tersebut?! itu adalah jerawat saya!! :( . Saya mulai mempunyai masalah dengan jerawat ini, semenjak saya menyelesaikan bangku kuliah dan kembali ke lingkungan rumah orang tua saya di Cisauk. Akhirnya saya pun menandatangani kontrak seumur hidup untuk tergantung dengan yang namanya Dokter kulit. Gak cuma 1 Dokter kulit! Saya selalu berganti-ganti dokter kulit, karena setelah cukup banyak menghabiskan uang dan tidak ada hasil yang signifikan maka saya memutuskan untuk mencari dokter kulit lainnya. dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk itu, tidak lah sedikit.

Akhirnya setelah membaca artikel tersebut, saya pun mengiyakan dan mulai berandai-andai. Seandainya asas sirkulasi penghasilan saya yang datang dan pergi sangat cepat sekali tanpa menyisakan simpanan apa pun, bisa berlaku juga pada jerawat .


Seandainya yang cepat datang dan cepat pergi adalah jerawat saya, dan bukan penghasilan saya. hhhhhh...im not complaining here....saya hanya berandai-andai =)

Jumat, 19 Juni 2009

A good People Will never be an angel

Ini sudah bulan Juni ya?Hmm..berarti sudah 3 bulan saya bekerja menjadi "Abdi Negara". Mau tau bagaimana ceritanya?

Masa perkenalan dengan Kepala Badan membuat saya ditempatkan menjadi staff beliau. Saya mengambil kesimpulan penempatan tersebut, semata-mata karena saya ketika di tanya pernah ikut test TOEFL, saya menjawab bahwa saya pernah ikut tes TOEFL di LIA dengan score 508 (bukan sesuatu yang membanggakan, karena saya tahu nilai TOEFL ini masih teramat sangat kecil sekali untuk bisa di banggakan..kalau nilai ini sudah besar maka seharusnya saya bisa lulus di DEPLU hehehhe...tapi sekali lagi ini kesimpulan sementara saya, karena saya belum pernah menanyakan secara langsung mengapa saya ditempatkan di posisi tersebut)

Sudah 2 bulan lamanya saya mendapat penempatan sebagai staff Kepala Badan. Semuanya masih serba canggung awalnya, karena pekerjaan saya berhubungan dengan masalah administrasi surat-surat yang di tujukan Kepala Badan. Saya bertiga diruangan tersebut, kami menyebutnya ruang sekretaris Kepala Badan (untuk keselamatan para pihak, maka saya tidak akan menyebutkan siapa gerangan 2 orang lagi staff Bapak di ruangan tersebut, yang jelas mereka seniorku di tempat tersebut). Minggu pertama saya merasa, rasanya terlalu banyak orang di ruangan tersebut untuk mengerjakan sesuatu secara beramai-ramai, karena rasanya seperti mengerjakan sesuatu secara berebutan. Saya termasuk orang yang yang cerewet ketika saya berhadapan dengan sesuatu yang baru. Rasanya pengen serba tahu bagaimana harus mengerjakan ini dan itu (hal ini semata-mata supaya saya bisa meminimalkan kesalahan yang bisa saja saya lakukan), namun sepertinya hal tersebut "mengganggu" rekan-rekan kerja ku yang 2 orang tadi. For your information ya, ga ada masa orientasi untuk menangani pekerjaan administrasi sebagai staff Kepala Badan. Jadinya saya hanya banyak melihat dan memperhatikan bagaimana rekan-rekan saya yang 2 orang itu bekerja. hahahahha....dan ternyata eng ing eng...saya melakukan kesalahan kan...."people are becoming good when they learn something by doing it" tapi akhirnya saya mempraktekkan juga bahwa "People are becoming good if they learn from their mistake"------> (Mudah-mudahan saja saya ingat apa aja kesalahan yang telah saya buat =) ) namun kendalanya sekarang bagaimana saya bisa belajar banyak, kalau tidak keduanya saya lakukan?!? Im not doing the "it" things oftenly. Jadinya saya hanya membantu sebisa mungkin.

Ada kalanya mereka berdua sibuk mengerjakan tugas yang disampaikan oleh Bapak Kepala kepada salah satu dari 2 orang staff Bapak ini, mereka hanya berdua dan berbisik mengerjakan tugas tersebut. Mau tau bagaimana rasanya melihat hal tersebut? bagi saya -yang dilahirkan dengan tingkat sensitifitas yang sangat tinggi sekali- hal tersebut amat sangat tidak nyaman sekali. Aku menawarkan bantuan, tapi mereka hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Ya..seharusnya saya tidak ambil pusing dengan tingkah tersebut, tapi seperti yang saya bilang saya dilahirkan dengan "kelebihan sensitifitas". Saya hampir sangat jarang sekali bisa menemui Bapak di ruangannya untuk menyampaikan surat-surat yang ditujukan padanya. Karena semuanya sudah di handle oleh 2 orang staf Bapak ini (akhirnya saya bertanya, terus tugas saya apa ya??) Sekalinya dapat tugas dari Bapak, hal itu malah menjadi awal dari segala "bencana" bagi saya.

Suatu hari, melalui salah seorang staf Bapak, beliau memanggil saya. Saya segera memasuki ruangan beliau. Beliau memberi tugas untuk memberikan tambahan pada pidato sambutan yang akan di sampaikan oleh beliau pada sebuah seminar yang akan di hadiri perwakilan organisasi internasional. Poin-point tambahan tersebut beliau diktekan kepada saya. Ketika saya akan keluar dari ruangan beliau, rekan saya menanyakan, ada apa dipanggil oleh Bapak? saya menjawa bahwa bapak minta ditambahkan beberapa kalimat pidato sambutan. Pesan rekan saya, agar saya mengkoordinasikan dengan orang yang membuat pidato tersebut. Saya segara melakukan koordinasi tersebut, karena saya paham bahwa pidato tersebut disusun oleh yang bersangkutan, maka penambahan kata dan kalimat dalam pidato tersebut harusnya di koordinasikan. Awalnya ini hal yang sangat-sangat simple, karena saya hanya perlu memasukan beberapa kalimat Bapak pada bagian akhir pidato. Tapi ternyata tidak sesimple itu, ruwet malah jadinya. .....To be continue ya...