Membuka kembali tulisan lama, sebuah tanggal terpatri jelas disana 2 Februari 2004. Dalam sebuah waktu di masa itu, papa mengantar saya kembali ke Semarang di Stasiun Senen. Masih jelas terpatri dalam memori saya, bagaimana situasi saat itu, bagaimana emosi yang terluap di dalam dada. Mengucap syukur saya pada Sang pencipta, karena memiliki Papa seperti dirinya dalam segala kurang dan lebihnya....hanya singkat puisi tercipta atas masa itu., namun kekuatan kata-kata yang telah tercipta masih terasa kuat hingga saat ini.
Puisi ku untuk Papa....
Puisi ku untuk Papa....
Dalam bola mata nan syahdu
Ku tangkap wibawa mu dan sebuah kesederhanaan akan hidup…
Terima kasih Papa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar