Saat Yang Tepat Untuk Membahagiakan Orangtua....
Kapan
waktu yang tepat untuk membahagiakan orangtua?. Demikian kiranya
pertanyaan yang muncul dibenak saya saat waktunya meninabobokan Ananta.
Mungkin
bukan masalah waktu yang tepat kiranya yang menjadi pertanyaan, karena
bagi saya waktu yang tepat adalah kekinian, bukan nanti, bukan ntar
apalagi besok.
Bagaimana cara membahagiakan orangtua?
Saya bukan anak yang sempurna, tidak terlalu baik malahan. Tapi ya tetap
saja sebagai seorang anak, dari dulu saya pengennya membahagiakan
orangtua saya meski terkadang saya melakukannya dengan cara yang salah
dan mungkin sulit dimengerti bagi orangtua saya. Membantu mama saya,
menjaga adik saya, menyelesaikan tugas sekolah, menjadi juara kelas,
mendapatkan sekolah yang favorit, masuk kuliah di tempat yang terbaik
dengan jurusan yang baik, lulus dengan predikat yang tidak malu-maluin,
mendapatkan pekerjaan yang setidaknya menurut saya "KEREN", mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan jurusan saya, mendapatkan pekerjaan
diperusahaan besar, mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, mencoba
mendaftar seleksi PNS, menjaga diri saya dan kepercayaan orangtua saya
ketika akhirnya saya mengenalkan suami saya -yang dulunya saya sebut
pacar-. Itu semua yang saya lakukan yang menurut saya adalah cara saya
membahagiakan orangtua saya.
Sampai saat ini saya tidak
tahu apakah semua yang saya lakukan sudah dapat membahagiakan orangtua
saya. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya bukan anak yang
sempurna, saya bukan anak yang baik. Saya pernah berbuat salah, pernah
menyakiti hati orangtua saya, pernah mengabaikan nasihat orangtua.
Apakah ketidak sempurnaan saya itu pernah membuat orangtua saya tidak
bahagia? berapa berapa prosentasenya antara saat-saat saya berusaha
membahagiakan orangtua saya dan saat-saat saya justru membuat orangtua
saya tidak bahagia?
Waktu yang tepat adalah saat ini,
sekarang, kekinian. Bukan nanti, ntar apalagi besok. If tomorrow never
comes, would they know how much i love them? tidak akan pernah ada
kesudahan bagi saya untuk membahagiakan orangtua saya. Tidak juga saat
saya sudah menjadi orangtua dari putra saya. Justru anak saya
mengajarkan bagaimana ternyata usaha orangtua untuk bisa membahagiakan
anaknya. Dengan segala keterbatasan saya sebagai orangtua hanya ingin
melihat anak saya bahagia. Ananta tidak perlu tahu bagaimana kerasnya
tanah yang harus dicangkul, bagaimana peluhnya keringat orangtuanya..
Yang ananta perlu tahu adalah semua itu hasil kerja yang halal, baik,
dan menjadi haknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar